Assalalamuallaikumwrwb selamat pagi semuanya, allhamdulillah pada hari ini saya dapat kembali menulis di blog ini . pada ksempatan kali ini saya akan membagikan berbagai langkah - langkah membuat topologi jaringan di aplikasi simulalsi gns3 . sebelum menggunakan aplikasi itu . apas sih Aplikasi Gns3 ?
Apa itu GNS3?
GNS3 adalah aplikasi simulator jaringan (Graphic Simulator Network) berbasis GUI yang di rilis pada tahun 2008. Dengan GNS3 kita bisa mensimulasikan perangkat asli baik dengan bantuan emulator ataupun teknologi virtualisasi.
Salah satu teknologi emulator yaitu dynamips, yang digunakan untuk mensimulasikan Cisco IOS.
Dulu, untuk mensimulasikan (mengemulasikan) router Cisco, kita perlu menginstall dynamips terlebih dahulu, bisa di Windows, Linux, FreeBSD, atau MAC OS.
Dengan GNS3, semuanya sudah include, sudah dikemas sedemikian rupa dengan interfacenya, sehingga jauh lebih mudah digunakan seperti sekarang ini.
Inilah Kenapa Seorang Network Engineer Harus Punya GNS3
Ketika belajar CCNA, kita bisa memanfaatkan packet tracer. Tapi biasanya akan menghadapi kesulitan jika melanjut ke track lebih tinggi seperti CCNP atau CCIE.
Kalau urusan router cisco, semuanya bisa kita pelajari hanya dengan GNS3. Tapi kalau belajar switch, GNS3 tidak support semua fiturnya, hanya sebagian kecil. Ini akan kita bahas di panduan ke 3 tentang perangkat apa saja yang bisa disimulasikan di GNS3.
Solusi terakhir adalah dengan membeli perangkat asli, masalah pertama tentu adalah biaya. Lalu fleksibilitas. Makanya walaupun kita punya perangkat asli, tetap saja butuh GNS3.
Bisa dibilang GNS3 memang aplikasi wajib yang harus dimiliki seorang IT networker.
Diatas adalah catatan di forum /r/ccna. “GNS3, the network simulator that every network person should have”.
… dan satu lagi alasan terakhir kenapa kita harus punya GNS3. GNS3 mudah digunakan.
Tapi. Tidak sedikit orang yang merasa kesulitan menggunakan GNS3.
Oleh karena itu panduan ini akan membahas tentang GNS3, fitur-fiturnya, hingga nanti kamu bisa membuat lab virtual sendiri menggunakan GNS3. Di komputer sendiri.
Gratis, tanpa perlu membeli perangkat asli.
Mari kita mulai.
Perbandingan Antara GNS3 dengan Packet Tracer, Lebih Bagus yang Mana?
Sering saya mendengar orang-orang yang bertanya-tanya tentang gns3 dan packet tracer.
GNS3 atau Packet Tracer, yang mana yang lebih bagus? Kalau mau belajar CCNA, enaknya pakai GNS3 atau Packet Tracer?
Banyak yang bingung š
Simpelnya begini, packet tracer adalah aplikasi simulasi jaringan yang dikeluarkan oleh Cisco System, hanya bisa digunakan untuk mensimulasikan perangkat cisco saja, yang lain tidak bisa.
Kita juga tidak bisa mensimulasikan real device di packet tracer, karena packet tracer hanyalah simulator, bukan emulator software.
Sedangkan di GNS3, hampir semuanya bisa disimulasikan, dari router cisco, juniper, mikrotik, firewall, segala macem. Hampir tak terbatas.
Misalnya, jika kita sudah punya image OS router cisco (IOS), kita dapat mengemulasikannya di dalam GNS3. ..atau kita sudah punya image RouterOS (mikrotik) baik di VirtualBox, VMware, atau Qemu, bisa di jalanin di GNS3.
Tampilan
Berikut tampilan aplikasi cisco packet tracer.
Sedangkan tampilan GNS3 adalah seperti berikut.
Secara tampilan antara packet tracer dan GNS3 seimbang. Sama-sama user friendly.
Kalaupun kamu orang yang baru menggunakan salah satu aplikasi ini, paling cuma butuh 1 sampai 2 hari untuk membiasakan diri. Selebihnya sudah lancar.
Kemudahan Dalam Penggunaan
Tapi ada perbedaan yang paling mendasar antara cisco packet tracer dengan GNS3.
Biasanya banyak yang bingung disini setelah install GNS3.
“Loh kok routernya gak ada?” š Kalau di packet tracer kan semua perangkatnya sudah ada, tinggal drop saja ke workspace.
Disini bedanya, karena GNS3 tersusun atas komponen-komponen emulator dan teknologi virtualisasi, tugasnya hanya mengemulasikan/memvirtualisasi, maka kita yang menentukan sendiri apa yang mau dijalankan diatas emulator tersebut.
Sehingga di GNS3 kita harus menyediakan isinya sendiri, router, switch, firewall, server. Semuanya. Ada sih beberapa perangkat bawaan seperti virtual switch, hub, cloud, tapi ini hanya pendukung.
Jangan hawatir, dibawah kamu akan belajar cara menambahkan perangkat-perangkat ke GNS3 dan cara menggunakannya.
Fitur yang Ditawarkan
Sebenarnya perbedaan fitur packet tracer dan gns3 sudah bisa kita lihat dari jenis aplikasinya. Semua perangkat di cisco packet tracer bersifat simulated, sedangkan di gns3 adalah virtualized, atau emulated.
Fitur Cisco Packet Tracer
Seperti pada tampilan packet tracer diatas, ada 2 hal fitur mencolok di packet tracer yang tidak dimiliki oleh GNS3.
Format .pka, scoring, dan window task completion. Kalau kamu pernah mengerjakan lab dengan format .pka, pasti paham keseruannya. Disini kita bisa melihat score pengerjaan, panduan pengerjaan (di task completion window, ada atau tidaknya opsional, tergantung si pembuat file).
Simulation mode. Sesuai namanya, mode simulasi, bisa kita aktifkan untuk melihat proses komunikasinya, nanti terdapat informasi PDU setiap layernya. Ini berguna sekali untuk pemahaman awal belajar jaringan komputer, terutama OSI layer dan TCP/IP.
… nah mengenai fitur simulation mode. Ini termasuk fitur favorit saya, dan semua orang. Kalau masih pertama belajar jaringan komputer terutama CCNA, ini kudu wajib harus musti dikuasai terlebih dahulu, karena kalau real nya harus menggunakan wireshark.
Pusing pasti kalau pakai wireshark, apalagi belum paham networking model.
Satu lagi fitur packet tracer yang lumayan berbeda dengan gns3, yakni tutorials on demand, sudah include di packet tracer itu sendiri. Seperti ini maksudnya:
Fitur packet tracer Klik menu help: [1] Contents & [2] TutorialsBuanyak banget kan. Lengkap.
Sekilas aja tentang packet tracer. Selebihnya kamu bisa melihatnya di packet tracer kamu sendiri.
Sekarang kita bahas fitur-fitur yang ada di GNS3.
Fitur GNS3
Berbeda dengan packet tracer, gns3 tidak bersifat included:
Tidak ada simulation mode. Karena yang disimulasikan adalah real devices, caranya bisa menggunakan aplikasi sniffer seperti wireshark atau tcpdump.
Tutorialnya tidak ada di aplikasi, semuanya diluar. Berarti harus mencari sendiri, di website gns3 sendiri, di blog, di forum, atau di buku. Dari yang gratis sampai berbayar. Oh ya, GNS3 juga menyediakan academy, dari penggunaan dasar GNS3 sampai semuanya tentang network yang menggunakan GNS3.
#1. Dynamips: Emulator Router Cisco
Awal tujuan orang-orang menggunakan GNS3 biasanya untuk mensimulasikan perangkat cisco. GNS3 memanfaatkan emulator dynamips yang berguna untuk mengemulasikan Cisco IOS. Artinya, jika kita sudah punya image (OS-nya), kita sudah bisa menggunakannya di GNS3.
Namun untuk simulasi switch di GNS3 menggunakan IOS router sangat terbatas, ada fitur-fitur yang tidak bisa berjalan.
#2. Virtualisasi: Qemu, VMware, dan VirtualBox
Ada kalanya kita ingin mensimulasikan perangkat lain misalnya Windows/Linux server, MikroTik, Juniper, hingga perangkat high end seperti firewall Palo Alto, F5, ASA atau switch data center seperti Nexus atau Arista, dst.
Hampir semuanya sudah bisa disimulasikan di GNS3. Kita hanya perlu melakukan initial setting, bahkan beberapa diantaranya sudah memiliki template yang disediakan oleh developer GNS3 sehingga kita hanya memasukkan image nya saja.
Semua perangkat diatas nanti bisa dihubungkan dengan perangkat-perangkat lain mesti berada dalam environtment yang berbeda.
#3. Docker Container
Dukungan docker memang masih baru diimplementasikan di GNS3, tepatnya sejak GNS3 versi 1.5. Fitur ini berawal dari Google Summer of Code yang diikuti oleh Goran Cetusic.
Kemudian akhirnya diselesaikan dan oleh GNS3 team hingga sekarang sudah bisa digunakan.
#4. IOU: IOS on Unix
Berbeda dengan simulasi Cisco IOS di dynamips, IOU (dikenal juga dengan IOL) atau IOS on unix berjalan sebagai program (running as program) di lingkungan Unix.
Keuntungannya, IOU membutuhkan resource yang jauh lebih kecil dibanding jika kita menggunakan dynamips. Malah di IOU kita sudah bisa menggunakan IOS 15 (terbaru), dibanding dynamips yang masih 12.54.
Kecuali jika kita menggunakan Cisco 7200 di dynamips, bisa merasakan IOS 15, tapi RAM yang dibutuhkan sampai 512MB. Sangat jauh berbeda dengan IOU yang hanya puluhan MB.
#5. VPCS dan Perangkat Simulasi Build-in
Jika kamu pernah menggunakan Virtual PC Simulator (VPCS), ini adalah sebuah program untuk mensimulasikan komputer mini, fiturnya tidak banyak, umumnya DHCP hingga tools network connectivity seperti PING.
VPCS sangat berfungsi sekali untuk mensimulasikan end device. Di GNS3 sudah include dan terintegrasi VPCS, resource yang dibutuhkan sekitar 2MB.
Selain itu, jika kita membutuhkan virtual switch atau hub, juga sudah tersedia di GNS3. Hal ini berguna apabila kita tidak membutuhkan manageable switch di virtual lab.
Oh ya, di GNS3 2.0 (latest stable version), sudah terdapat appliance cloud yang siap pakai. Fungsinya untuk menghubungkan virtual lab dengan internet. Kalau sebelumnya kita harus melakukan sharing connection dulu dari main network adapter ke virtual network adapter.
#6. Integrasi dengan Wireshark
Wireshark juga sudah terintegrasi dengan GNS3. Artinya jika kita ingin menganalisa network yang kita buat, semua dapat dilakukan dengan mudah, tinggal click, dan capture.
Selanjutnya tinggal menganalisa. Hasilnya benar-benar tidak ada bedanya dengan real environment.
Sarannya, jika kamu belum paham tentang dengan networking model, lebih baik memulai pemahamannya dengan network simulation mode di packet tracer. Karena membaca hasil capture di wireshark relatif sulit untuk pemula.
—
Itulah sekilas tentang GNS3, perbedaannya dengan packet tracer, dan fitur-fitur (secara umum) yang bisa kita gunakan di GNS3.
Diatas adalah fitur-fitur secara umum, yang biasa digunakan sehari-hari. Untuk penggunaan yang lebih advance seperti penggunaan sebelum ke production, sering menggunakan fitur snapshot untuk membackup lab sewaktu-waktu terjadi kesalahan.
Oke langsung saja ke Cara membuat topologi jaringan di Gns 3
Membuat Topologi Jaringan di GNS3
1. Topologi Bus
pada langkah pertama sama seperti pada cisco pakte tracer yaitu membuat dan menyiapkan komponen jaringan yg akan kita buat .
sepperti pada gambar di bawah ini
lalu langka h berikut nya adalah membrikan kabel/ pada pola jaringan yg telah di siapkan
setelah selelasi memhubungkan / membuat topologinya maka sekarang masuk ke bagian ke pada kofigurasi
klik pada pc 1 pilih configure
masukan ip
198.168.10.1 untuk pc 1
198.168.10.2 untuk pc 2
198.168.10.3 untuk pc 3
dan seterusnya .
2.Topologi Broadcast
buat pola jaringan sebagai berikut
selanjutnya berikan penghungpada pola jaringan tersebut ...
kemudian klik console
berikutnya berikn ip
untuk topologi yang lainnya pun sama dalam hal configurasi nya yang membedakan adalah bentuk /pola jaringan nya dan cara kerja jaringan tersebut. pada pengerjar selanjutnya saya akan memberikan gambar Topologi jaringan dan pengertian nya.
3. Topologi Ring
Karakteristik Topologi Star :
Setiap node berkomunikasi langsung dengan konsentrator (HUB).
Bila setiap paket data yang masuk ke consentrator (HUB) kemudian di broadcast keseluruh node yang terhubung sangat banyak (misalnya memakai hub 32 port), maka kinerja jaringan akan semakin turun.
Sangat mudah dikembangka.
Jika salah satu ethernet card rusak, atau salah satu kabel pada terminal putus, maka keseluruhhan jaringan masih tetap bisa berkomunikasi atau tidak terjadi down pada jaringan keseluruhan tersebut.
Tipe kabel yang digunakan biasanya jenis UTP.
Kelebihan Topologi Star :
Cukup mudah untuk mengubah dan menambah komputer ke dalam jaringan yang menggunakan topologi star tanpa mengganggu aktvitas jaringan yang sedang berlangsung.
Apabila satu komputer yang mengalami kerusakan dalam jaringan maka komputer tersebut tidak akan membuat mati seluruh jaringan star.
Kita dapat menggunakan beberapa tipe kabel di dalam jaringan yang sama dengan hub yang dapat mengakomodasi tipe kabel yang berbeda.
Kekurangan Topologi Star :
Memiliki satu titik kesalahan, terletak pada hub.Jika hub pusat mengalami kegagalan, maka seluruh jaringan akan gagal untuk beroperasi.
Membutuhkan lebih banyak kabel karena semua kabel jaringan harus ditarik ke satu central point, jadi lebih banyak membutuhkan lebih banyak kabel daripada topologi jaringan yang la
Jumlah terminal terbatas, tergantung dari port yang ada pada hub.
Lalulintas data yang padat dapat menyebabkan jaringan bekerja lebih lambat.
4. Topologi MESH Topologi mesh adalah topologi gabungan dari topologi Ring dan Star yang sudah saya jelaskan diatas. Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar perangkat dimana setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh setiap perangkat dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju (dedicated links).
Karakteristik Topologi Mesh :
Topologi mesh memiliki hubungan yang berlebihan antara peralatan-peralatan yang ada.
Susunannya pada setiap peralatan yang ada didalam jaringan saling terhubung satu sama lain.
Jika jumlah peralatan yang terhubung sangat banyak, tentunya ini akan sangat sulit sekali untuk dikendalikan dibandingkan hanya sedikit peralatan saja yang terhubung.
Kelebihan Topologi Mesh :
Keuntungan utama dari penggunaan topologi mesh adalah fault tolerance.
Terjaminnya kapasitas channel komunikasi, karena memiliki hubungan yang berlebih.
Relatif lebih mudah untuk dilakukan troubleshoot.
Kekurangan Topologi Mesh :
Sulitnya pada saat melakukan instalasi dan melakukan konfigurasi ulang saat jumlah komputer dan peralatan-peralatan yang terhubung semakin meningkat jumlahnya.
Biaya yang besar untuk memelihara hubungan yang berlebih.
5. Topologi Tree
Topologi tree adalah gabungan dari topologi star dengan topologi bus. Untuk kedua gabungan tersebut berada pada satu jaringan yang mana keduanya menjadi kumpulan dari topologi star yang telah dihubungkan pada topologi bus. Sehingga untuk setiap klien akan dikelompokkan pada sebuah kelompok untuk dijadikan sebagai pusat komunikasi. hal ini seperti struktur pada jaringan topologi star.
Setiap pusat komunikasi yang ada nantinya akan dihubungkan pada pusat komunikasi yang lain cukup dengan menggunakan sebuah kabel utama, misalnya seperti topologi bus. Lalu topologi tree menggunakan kabel apa? Untuk jenis topologi ini menggunakan kabel konektor RJ45, karena topologi ini menggunakan hub.
Tree topologi juga seringkali disebut sebagai topologi pohon. Hal ini dikarenakan apabila digambarkan, jaringan ini memiliki bentuk seperti pohon karena memiliki ranting dan cabang. Untuk setiap cabang tersebut mempunyai hirarki yang jauh lebih tinggi dibandingkan dari rating, sehingga jaringan topologi pohon ini memiliki tingkatan jaringan dengan hirarki yang lebih tinggi.
Hierarki jaringan ini bisa mempengaruhi sekaligus mengontrol jaringan yang ada di bawahnya. Hal inilah yang membuat topologi pohon seringkali digunakan untuk melakukan interkoneksi pada sentral hierarki yang berbeda.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan Topologi Tree:
Memiliki jaringan yang lebih besar
Jika dibandingkan dengan jenis jaringan yang lainnya, maka untuk topologi pohon ini cenderung lebih besar. sementara untuk topologi star dan topologi ring ini tidak cocok apabila digunakan pada skala di semua jaringan. Sedangkan topologi ini akan membagi semua jaringan pada bagian yang lebih mudah untuk diatur.
Mempunyai akses segera
Kelebihan kedua yang dimiliki oleh topologi pohon ini yaitu mempunyai proses segera pada hub pusat maupun jaringan. Untuk jaringan yang seperti ini akan lebih memungkinkan dari beberapa perangkat pada jaringan yang dihubungkan hub pusat.
Memiliki keterbatasan titik
Topologi pohon Ini mempunyai keterbatasan yang dilakukan pada titik koneksi maupun keterbatasan dari lalu lintas siaran, sehingga untuk topologi pohon ini mengatasi segala keterbatasan yang terjadi pada topologi jaringan star yang diinduksi pada topologi jaringan bus. Selain itu teknologi ini juga telah menyediakan ruang yang cukup untuk berekspansi pada jaringan di masa depan.
Memiliki manajemen data yang baik
Ciri-ciri topologi tree yaitu memiliki manajemen data yang baik dan mudah untuk dikembangkan supaya menjadi jaringan yang lebih luas. Selain itu untuk mendeteksi kerusakan maupun kesalahan juga bisa dilakukan dengan cara yang lebih mudah.
Kekurangan Topologi Tree:
Dapat melumpuhkan semua jaringan
Jaringan secara keseluruhan bisa melengkung apabila terjadinya kegagalan utama pada data cable trunk maupun hub pusat. Sementara untuk seluruh jaringan ini akan memiliki ketergantungan dalam satu hub pusat yaitu titik kerentanan pada topologi.
Pengelolaan yang tergolong sulit
Untuk pengelolaan jaringan topologi ini tergolong lebih rumit dan sulit, terutama dari segi peningkatan ukuran diluar titik. Hal ini pun juga berpengaruh pada kinerjanya yang semakin melambat. Padahal untuk topologi ini memiliki peran yang sangat penting.
Biaya yang lebih banyak
Untuk biaya yang dikeluarkan dalam membuat jaringan topologi pohon ini Anda harus mengeluarkan biayanya yang cukup banyak. Karena untuk jumlah kabel maupun hub nya juga cenderung lebih banyak. Ditambah lagi apabila komputer yang terdapat pada tingkat tertinggi sedang mengalami masalah, maka untuk komputer di bawahnya juga akan mengalami masalah.
Memiliki konfigurasi dan perawatan yang sulit
Untuk topologi pohon ini memiliki konfigurasi dan perawatan yang tergolong lebih sulit dilakukan. Hal ini dikarenakan banyaknya perancangan yang terdapat pada node. Selain itu untuk pemasangan kabel pada jaringan pohon juga cenderung lebih rumit jika dibandingkan pada topologi jenis lainnya.
Untuk setiap client yang berada pada satu kelompok kita saling berhubungan dengan klien yang lainnya. Meskipun berada pada kelompok yang berbeda, akan tetapi untuk nantinya dikirimkan dan melalui sebuah simpul pusat terlebih dahulu. Sehingga hal ini terjadi pada topologi tree sebelum client menerimanya. Tulang punggung pada topologi pohon ini adalah
5. topologi Linier
Jenis topologi linear sebenarnya merupakan perluasan dari jenis topologi bus, yang mana kabel utama di dalam jaringan harus dihubungkan dengan setiap titik-titik yang ada di komputer dengan T-Connector. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, jaringan linear merupakan topologi jaringan yang memiliki layout cukup umum.
Satu kabel utama di dalam jaringan akan menghubungkan ke setiap titik komputer (koneksi) yang kemudian akan dihubungkan dengan konektor T Connector dan di ujungnya harus diakhiri dengan terminator. Konektor yang biasanya digunakan pada topologi linear adalah tipe BNC (British Naval Connector).
6. Topologi peer to peer
Buat skemanya seperti dibawah ini :
Berikan IP Address :
Buka config
Lalu Pilih IP Configuration yang DHCP sehingga tidak perlu meng-inputkan IP secara manual.
Kelebihan :
Biaya yang dibutuhkan sangat murah.
Masing-masing komputer dapat berperan sebagai client maupun server.
Instalasi jaringan yang cukup mudah.
Kekurangan :
Keamanan pada topologi jenis ini bisa dibilang sangat rentan.
Sulit dikembangkan.
Sistem keamanan di konfigurasi oleh masing-masing pengguna.
Troubleshooting jaringan bisa dibilang rumit.
7. TOPOLOGI HYBRID
Buat skemanya seperti di bawah ini :
Berikan IP Address
Buka config
Karena Topologi Hybrid ini menggunakan beberapa alamat IP yang berbeda, jadi dibutuhkan Router untuk menghubungkan jaringan ini
Lalu inputkan IP nya sehingga seperti ini (contoh IP pada PC 34 : 192.168.1.21 // Subnet : 255.255.255.0 dan IP pada PC 31 : 192.168.3.21 // Subnet : 255.255.255.0 dan IP pada masing-masing Router menggunakan IP : 192.168.2.1 // Subnet : 255.255.255.0 )
Jadi setiap alamat berbeda menggunakan Gateway yang diambil dari IP Router yang sudah disediakan sebelumnya
Isikan tiap PCnya, dengan alamat IP dan host id yang berbeda.
Kelebihan :
Freksibel
Penambahan koneksi lainnya sangatlah mudah.
Kekurangan :
Pengelolaan pada jaringan ini sangatlah sulit.
Biaya pembangunan pada topologi ini juga terbilang mahal.
Instalasi dan konfigurasi jaringan pada topologi ini bisa dibilang cukup rumit, karena terdapat topologi yang berbeda-beda.
8. Topologi Token pasing
Hasil Telusur
Cuplikan pilihan dari web
Topologi Token Passing Mengatur pengiriman data pada host melalui media dengan menggunakan token yang secara teratur berputar pada seluruh host. Host hanya dapat mengirimkan data hanya jika host tersebut memiliki token. Dengan token ini, collision dapat dicegah
9. Topologi Hirarki
langkah pertama buat pola
kemudian buat penghubung / kabel
kemudian klik star /resume all nodes
dan tes ping pada topologi jaringan tersebut
sekian yang dapat saya bagikan kepada semuanya .. mohon maaf bila mana adal salah - salah kata . jika ada kesalahan / saran boleh komen di bawah
Mantap
BalasHapus